1 Okt 2024
Ada berbagai penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Salah satunya adalah Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) yang biasanya menjangkiti anak-anak.
HFMD pertama kali dilaporkan di Selandia baru pada 1957 dan setahun kemudian di Kanada.[1] Lalu, pada 1970, HFMD terdeteksi di Singapura. Sayangnya, pada tahun 2000, penyebaran HFMD begitu dahsyat hingga menyebabkan wabah dan merenggut nyawa anak-anak. Pemerintah Singapura pun mengambil tindakan pencegahan penyebaran virus dengan menutup restoran cepat saji, dan fasilitas umum seperti kolam renang serta taman bermain. Inilah asal muasal mengapa HFMD lebih dikenal dengan nama Flu Singapura.[2]
Pada umumnya, HFMD disebabkan oleh golongan virus Enterovirus yaitu:[3]
Enterovirus 71 (EV-A71): virus yang paling banyak menyebabkan wabah HFMD di Asia Tenggara dan Asia Timur serta bisa menyebabkan komplikasi berat seperti ensefalitis.
Coxsackievirus A16: virus yang paling banyak menyebabkan HFMD di Amerika Serikat.
Coxsackievirus A6: virus yang bisa menyebabkan HFMD dan gejalanya lebih berat.
Meskipun pada dasarnya penyakit ini bersifat self-limiting disease atau bisa sembuh dengan sendirinya, namun kita tetap perlu mewaspadainya. Misalnya sariawan di daerah mulut dapat menyebabkan anak enggan minum dan makan sehingga bisa mengakibatkan dehidrasi. Dan, jika tidak ditangani dengan tepat, HMFD juga bisa menyebabkan komplikasi berat. Misalnya, meningitis dan ensefalitis yang mengharusnya penderitanya dirawat secara intensif hingga mengakibatkan kematian.[4]
Di Indonesia, kasus HFMD mengalami lonjakan pada 2024 yang mencapai 6.500 kasus yang sebagian besar terjadi pada anak-anak. Menurut data Kemenkes, kasus HFMD terbanyak ada di Pulau Jawa, di antaranya Jawa Barat sebanyak 2.119, Banten sebanyak 1.171, DI Yogyakarta sebanyak 561, dan Jawa Tengah sebanyak 464 kasus.
Mengingat penularan HFMD sangat mudah menyebar, Kemenkes pun mengeluarkan surat edaran kepada dinas terkait agar lebih waspada terhadap risiko peningkatan kasus HFMD. Isinya, antara lain mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menerapkan etika batuk atau bersin, dan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.[5]
Berbicara mengenai penyebaran HFMD, mari kita telaah lebih dalam.
HFMD tidak mengenal musim, virusnya bisa menyebar kapan saja, terutama di sekolah atau tempat penitipan anak. Penularan paling cepat terjadi di minggu pertama saat seseorang terjangkit HFMD melalui air liur, lendir hidung, cairan lepuhan, dan feses. Meski demikian, patut diingat bahwa seseorang yang terinfeksi HFMD masih dapat menyebarkan virus ke orang lain selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelah gejalanya hilang, bahkan jika mereka tidak memiliki gejala sama sekali.
Cara penyebaran HFMD adalah:
Percikan air liur: Melalui batuk, bersin, atau saat berbicara dengan orang yang terinfeksi.
Kontak langsung: Menyentuh orang yang terinfeksi seperti berciuman, berpelukan, atau menggunakan alat makan yang sama. Atau, menyentuh lepuhan yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi.
Feses: Virus dapat bertahan dalam feses beberapa minggu setelah gejala hilang. Jadi pastikan Anda tidak menyentuh feses orang yang terinfeksi, misalnya lebih berhati-hati saat mengganti popok bayi.
Benda yang terkontaminasi: Menyentuh benda dan permukaan yang terkontaminasi virus, misalnya menyentuh gagang pintu atau mainan dan Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Meskipun jarang terjadi, Anda juga dapat tertular virus ini dengan menelan air di sungai atau kolam renang yang terkontaminasi dengan kotoran dari penderita HFMD. Risiko semakin besar jika kolam renang tidak dibersihkan dengan benar dan tidak menggunakan klorin.[6]
Oleh karena itu, saat Anda atau anak terpapar HFMD, sangat penting untuk melakukan langkah-langkah berikut ini:[7]
Cuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik, terutama setelah mengganti popok, menggunakan toilet, dan batuk, bersin, atau membuang ingus.
Bantu anak-anak mencuci tangan dan menjaga kebersihan lepuhan.
Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci, terutama mata, hidung, dan mulut.
Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh dan barang-barang yang digunakan bersama seperti mainan dan gagang pintu.
Hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, seperti memeluk atau menciumnya.
ID-GEN-2024-09-90AC (09/24)
Referensi
[1] National Library of Medicines, Hand, foot and mouth disease - a short case report, terakhir diakses 20 September 2024
[2] Jurnal Kedokteran Diponegoro, Hand, Foot, and Mouth Disease: A Review, terakhir diakses 20 September 2024
[3] CDC, HFMD: Causes and How It Spreads, terakhir diakses 20 September 2024
[4] IDAI, Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), terakhir diakses 20 September 2024
[5] Kemkes, Penyakit tak Libur Saat Libur Lebaran, Waspadai Demam Berdarah dan HFMD, terakhir diakses 20 September 2024
[6] CDC, HFMD: Causes and How It Spreads, terakhir diakses 20 September 2024
[7] CDC, About Hand, Foot, and Mouth Disease, terakhir diakses 20 September 2024