4 Jun 2024
Mengetahui fakta dan menepis mitos membantu kita dalam menentukan pilihan tepat dalam menangani tekanan darah tinggi atau hipertensi. Apa saja? Simak penjelasannya.
Mengetahui fakta dan menepis mitos membantu kita dalam menentukan pilihan tepat dalam menangani tekanan darah tinggi atau hipertensi. Apa saja? Simak penjelasannya.
Mitos: Saya baik-baik saja dan saya tidak perlu mengecek tekanan darah atau mengkhawatirkannya.
Fakta: Tekanan darah tinggi menyerang tanpa gejala. Data membuktikan populasi terbesar pengidap hipertensi di Indonesia kerap merasa sehat walaupun tekanan darah tinggi. Inilah mengapa deteksi dini hipertensi sangat penting untuk mencegah berbagai risiko penyakit akibat tekanan darah.1
Mitos: Tekanan darah tinggi adalah penyakit keturunan sehingga tak ada yang bisa mencegahnya.
Fakta: Penyakit tekanan darah tinggi memang bisa disebabkan faktor genetik, terutama jika orang tua atau saudara sedarah juga mengidapnya. Namun, Anda bisa mencegahnya dengan menjalankan gaya hidup sehat.
Mitos: Saya tidak mengonsumsi garam sehingga saya bisa mengendalikan tekanan darah.
Fakta: Perlu dipahami bahwa mengatur asupan sodium bukan hanya tidak menggunakan garam. Akan tetapi, mengecek kadar garam yang kita konsumsi. Kerap kali, hal ini “tersembunyi” di label makanan yang kita konsumsi. Misalnya processed foods seperti makanan siap saji, soda, makanan kalengan, atau makanan instan. Jadi, pastikan selalu mengecek kadar garam yang biasanya ditulis sebagai soda, sodium, atau Na.
Mitos: Jika hipertensi saya berhasil diobati, saya bisa berhenti berobat.
Fakta: Hingga saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan hipertensi hingga tuntas. Malah, tak sedikit yang mengidap hipertensi seumur hidupnya. Meski demikian, Anda bisa mengendalikannya dengan mengonsumsi obat hipertensi sesuai rekomendasi dokter. Jika kondisi membaik, tetaplah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi demi hasil yang terbaik.2
Mitos: Penderita tekanan darah tinggi tidak boleh makan daging merah dan makanan bersantan
Fakta: Penderita tekanan darah tinggi boleh mengonsumsi daging merah dengan catatan tidak berlebihan dan pengolahannya tidak menggunakan banyak garam, tidak dibakar, dan bukan makanan kalengan. Demikian pula dengan makanan bersantan. Selama dimasak dengan tepat seperti tidak mengandung banyak garam. Porsinya pun tidak berlebihan sebab kandungan lemak dan kolesterol pada santan akan memicu tekanan darah tinggi.
Mitos: Minum minuman isotonik dan berenergi membantu penyembuhan hipertensi.
Fakta: Anda justru harus menghindari minuman jenis ini sebab minuman isotonik mengandung natrium dan gula buatan dalam jumlah tinggi yang dapat memicu hipertensi. 3
ID-GEN-2024-04-BL3U (04/24)
Referensi
Kementerian Kesehatan - Hipertensi Disebut sebagai Silent Killer, Menkes Budi Imbau Rutin Cek Tekanan Darah - terakhir diakses 8 April 2024
American Heart Association - Common High Blood Pressure Myths - terakhir diakses 8 April 2024