28 Agu 2024
Merokok berpotensi memicu penyakit-penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan kronis.
Jumlah perokok aktif di Indonesia kian meningkat. Hal ini dungkap oleh Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Data menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, di mana 7,4% di antaranya berusia 10 – 18 tahun. Di kalangan remaja, pengguna rokok elektrik mengalami peningkatan. Dikutip dari Global Adult Tobacco Survey (GATS), persentasenya melonjak dari 0,3% pada 2019 menjadi 3% pada 2021.[1]
Penelitian juga menyebutkan beberapa faktor psikologis yang memengaruhi perilaku merokok pada remaja. Hampir separuhnya karena melihat perilaku merokok dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua, hingga saudara kandung. Alasan lain para remaja merokok adalah rasa ingin tahu, adanya perasaan nyaman setelah merokok, dan ingin terlihat dewasa.[2]
Biaya kesehatan yang ditanggung akibat merokok juga tinggi dan menjadi salah satu beban utama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada 2021, biayanya mencapai Rp17,9 triliun – Rp27,7 triliun setahun. Dari total biaya ini, terdapat Rp10,5 – Rp15,6 triliun yang merupakan biaya perawatan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan.[3]
Sebenarnya, apa saja beban penyakit yang disebabkan oleh merokok?
Penyakit Kardiovaskular[4] Penyebab terbesar penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung dan pembuluh darah seperti stroke dan penyakit jantung koroner adalah merokok. Kebiasaan ini merusak pembuluh darah sekaligus menyebabkan pengerasan dan penyempitan. Akibatnya, jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah pun meningkat. Sedangkan stroke akibat merokok disebabkan penggumpalan darah yang menyebabkan aliran darah tersumbat dan kesulitan mencapai otak atau mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.
Penyakit Paru Obstruksi Kronik[5]
Merokok juga salah satu penyebab utama Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau sejumlah penyakit paru-paru yang berlangsung lama. Selain mengganggu kualitas pernapasan hingga kesulitan bernapas, PPOK pun menyebabkan kematian hingga tiga juta orang setiap tahun, di mana tiga perempatnya berasal dari negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Penyebab PPOK adalah zat beracun dalam asap rokok yang dihirup dan disimpan di saluran napas sehingga yang menyebabkan peradangan hingga infeksi. Adapun nikotin disimpan di paru-paru dan merangsang sistem saraf pusat untuk meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Bahan tambahan lainnya seperti bahan kimia dan perasa juga menjadi racun selama merokok. PPOK juga meningkatkan risiko kanker paru hingga enam kali lipat dan lebih berisiko terpapar penyakit kardiovaskular. Gejala PPOK juga mirip dengan kanker paru seperti batuk kronis, sesak napas, dan rasa tidak nyaman di dada.
Kanker[6]
Setidaknya terdapat 16 jenis kanker yang disebabkan merokok. Dua di antaranya adalah kanker paru-paru dan kanker kolorektal.
Rokok mengandung lebih dari 5.000 zat kimia berbahaya dan 70 di antaranya menyebabkan kanker. Saat rokok dihisap, zat kimia berbahaya memasuki paru-paru dan memengaruhi seluruh tubuh hingga merusak DNA. Termasuk, DNA yang melindungi kita terhadap kanker. Zat kimia berbahaya pada rokok juga membuat sel tubuh kesulitan memperbaiki DNA hingga akhirnya menyebabkan kanker.
Gangguan Kesuburan & Kehamilan[7]
Merokok dapat menyebabkan gangguan kesuburan seperti kesulitan hamil bagi wanita. Bagi pria, merokok bisa merusak kualitas sperma pada pria hingga menyebabkan impotensi dan disfungsi ereksi sehingga menghambat terjadinya kehamilan.
Merokok sebelum dan saat hamil juga berbahaya sebab bisa memicu komplikasi dan mengganggu kesehatan janin. Sebut saja pendarahan, plasenta previa, kehamilan ektopik, kurangnya berat badan janin, kerusakan organ janin, hingga bayi lahir mati.
Jika disimpulkan, perokok aktif memiliki risiko lebih besar terpapar berbagai penyakit. Di antaranya:[8]
Penyakit jantung koroner sebanyak 2 – 4 kali.
Stroke sebanyak 2 – 4 kali.
Kanker paru-paru pada pria sebanyak 25 kali.
Kanker paru-paru pada wanita sebanyak 25,7 kali.
Yuk, segera berhenti merokok agar tubuh tetap sehat dan orang-orang di sekitar pun tidak terpapar asap rokok yang berbahaya.
ID-GEN-2024-07-7J8C (07/24)
Referensi
[1] Kemenkes, Perokok Aktif di Indonesia Tembus 70 Juta Orang, Mayoritas Anak Muda, terakhir diakses 29 Juli 2024
[2] Kemenkes, Perokok Muda: Mengungkap Faktor-Faktor yang Mendorong Remaja untuk Merokok, terakhir diakses 29 Juli 2024
[3] Bisnis.com, Sri Mulyani: Konsumsi Rokok Bebani BPJS Kesehatan hingga Rp15,6 Triliun, terakhir diakses 29 Juli 2024
[4] CDC, Health Effects of Cigarette Smoking, terakhir diakses 29 Juli 2024
[5] Kemenkes, WHO: Merokok Penyebab Utama Penyakit Paru Kronis, terakhir diakses 29 Juli 2024
[6] Cancer Research UK, How does smoking cause cancer?, terakhir diakses 29 Juli 2024
[7] CDC, Health Effects of Cigarettes: Reproductive Health, terakhir diakses 29 Juli 2024
[8] CDC, Health Effects of Cigarette Smoking, terakhir diakses 29 Juli 2024