27 Des 2024
Vaksinasi pada anak-anak menyelamatkan 2 – 3 juta jiwa di seluruh dunia setiap tahunnya.
Hal ini sekaligus menurunkan angka kematian bayi secara global dari 65 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 29 pada tahun 2018. Penelitian juga menyebutkan bahwa vaksinasi adalah investasi kesehatan yang efektif mengurangi beban penyakit sekaligus efisien dari sisi biaya.[1]
Berbagai upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi pada anak telah dilakukan sejak lama. Salah satunya, pengembangan vaksin kombinasi yang menggabungkan vaksin difteri, tetanus, serta pertusis (DTP) menjadi satu produk pada tahun 1948 dan vaksin MMR (vaksin campak, gondongan, dan rubella). Hingga sekarang, vaksin kombinasi terus dikembangkan dan menjadi salah satu inovasi dalam program imunisasi anak dan dewasa.
Bayangkan saja, dalam dua tahun pertama kehidupan anak, setidaknya terdapat 14 rekomendasi vaksin yang dapat dicapai melalui minimal 17 kali suntikan. Bahkan dengan vaksin kombinasi DTaP-Hib-HepB-IPV (difteri, tetanus, pertusis, penyakit-penyakit serius yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe B, hepatitis B, dan poliomyelitis), bayi mungkin perlu menerima lebih dari enam suntikan untuk mematuhi rekomendasi vaksinasi. Jumlah yang banyak, bukan? Maka dari itu, vaksin kombinasi pada anak sangat bermanfaat.[2]
Sebenarnya, apa itu vaksin kombinasi?
Dikutip dari IDAI, vaksin kombinasi adalah vaksin yang mengandung sejumlah antigen penyakit yang diberikan dalam satu kali suntikan. Hal ini berbeda dengan imunisasi simultan yaitu tindakan memberikan beberapa vaksin dalam kurun waktu yang sama tapi disuntikkan di tempat yang berbeda.[3]
Artinya, vaksin kombinasi lebih praktis karena dapat memberikan perlindungan terhadap lebih dari satu penyakit menular dalam satu suntikan serta lebih banyak orang yang mendapatkan vaksinasi. Selain itu, yuk simak manfaat pemberian vaksin kombinasi:
Manfaat Bagi Anak | Manfaat Bagi Orang Tua |
Jumlah suntikan lebih sedikit | Jumlah kunjungan ke dokter lebih sedikit |
Tepat waktu mendapatkan vaksinasi | Orang tua mudah mengingat jadwal vaksinasi |
Mengurangi rasa sakit, tidak nyaman, dan trauma | Memangkas biaya konsultasi dokter dan biaya administrasi |
Lantas, bagaimana dengan keamanan dan efektivitas vaksin kombinasi?
Sama halnya dengan vaksin tunggal, sebelum dapat digunakan, vaksin kombinasi telah melalui berbagai pengujian klinis yang cermat untuk memastikan bahwa keamanan dan efektivitasnya sama dengan masing-masing vaksin yang diberikan secara terpisah. Bahkan setelah digunakan secara luas pun, vaksin kombinasi memiliki sistem pengawasan untuk memantau efek samping yang mungkin terjadi.
Ditinjau dari sisi efek samping, vaksin kombinasi umumnya memiliki efek samping yang serupa dengan vaksin tunggal yang diberikan secara terpisah. Sebut saja, rasa sakit, kemerahan, atau pembengkakan di area tempat suntikan. Tapi, jika anak Anda mengalami efek samping sedang atau serius dari vaksin kombinasi, segera konsultasikan ke dokter anak Anda.[4]
Kesimpulannya, ketersediaan vaksin kombinasi memungkinkan anak atau bayi mendapatkan perlindungan dari berbagai penyakit melalui satu suntikan saja. Bayangkan saja, bila tadinya anak atau bayi harus disuntik beberapa kali untuk melindunginya dari enam penyakit, ia cukup mendapatkan satu suntikan agar terlindung dari seluruh penyakit tersebut berkat vaksin kombinasi.
Yuk, segera hubungi dokter anak Anda untuk informasi selengkapnya mengenai vaksin kombinasi.
ID-GEN-2024-12-OKSJ (12/24)
Referensi
1. National Library of Medicine, Why vaccines matter: understanding the broader health, economic, and child development benefits of routine vaccination, terakhir diakses 15 Desember 2024
2. National Library of Medicine, Combination Vaccines, terakhir diakses 15 Desember 2024
3. IDAI, Vaksin Kombinasi, terakhir diakses 15 Desember 2024
4. CDC, Combination Vaccines, terakhir diakses 15 Desember 2024