top of page

Optimalkan Penanganan Kolesterol Tinggi, Kalventis Luncurkan Obat Dislipidemia Fixed-Dose Combinations

Diperbarui: 26 Agu

Jakarta, 29 Juni 2024 – Selaras dengan komitmen untuk memperluas akses kesehatan bagi masyarakat dan menyediakan obat-obatan yang berkualitas, Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya yaitu PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis) meluncurkan obat dislipidemia sediaan fixed-dose combinations yang mengandung zat aktif rosuvastatin dan ezetimibe.

 

Dislipidemia adalah kondisi ketidakseimbangan kadar lemak dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida. Kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang tinggi dan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) yang rendah dapat menyebabkan penumpukan lemak di dinding arteri. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner.

 

"Dalam menghadapi tantangan kesehatan seperti dislipidemia dibutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak agar kita mampu mengakselerasi upaya mewujudkan menyehatkan bangsa. Sebagai perusahaan farmasi, Kalventis berkomitmen untuk menyediakan terapi berkualitas tinggi. Selain itu, kami pun berinovasi dengan menyediakan obat dislipidemia yang praktis dan berukuran kecil. Keunggulan ini, kami harapkan mampu meningkatkan tingkat kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi sehingga pasien penyandang kolesterol bisa menjalani hidup dengan optimal,” papar Ridwan Ong, Presiden Direktur Kalventis.

 

Data WHO menunjukkan bahwa sekitar 2 dari 5 orang memiliki kadar kolesterol total melebihi batas normal. Inilah mengapa penyakit kardiovaskular akibat dislipidemia menjadi salah satu beban penyakit terbesar di dunia. Selain memengaruhi kualitas kehidupan dan meningkatkan beban ekonomi, dislipidemia juga berdampak signifikan pada angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskular di mana hampir 50% kematian akibat serangan jantung dapat dikaitkan dengan kadar kolesterol LDL yang tinggi.

 

Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia adalah sekitar 1,5% pada seluruh kelompok usia. Data tersebut juga mengungkap bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mengidap penyakit jantung meningkat seiring pertambahan usia, utamanya pada usia di atas 45 tahun. Di sisi lain, pembiayaan penyakit ini pun melambung tinggi setiap tahunnya. Data BPJS Kesehatan pada 2022 mencatat penyakit jantung menjadi beban terbesar, yaitu lebih dari Rp12 triliun.

 

Berbagai upaya penanggulangan dislipidemia telah dilakukan. Di antaranya, penggunaan terapi penurun lipid yang berfokus pada penurunan kadar kolesterol LDL atau “kolesterol jahat”. Hal ini didasari pada penelitian global yang membuktikan bahwa penurunan kolesterol LDL dapat menurunkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Penurunan kadar LDL yang ditargetkan adalah kurang dari 55 mg/dL pada pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular. Sayangnya, Studi DYSIS II mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan yaitu hanya 31% pasien di Asia yang mencapai target LDL di bawah 70 mg/dL.

 

“Salah satu tantangan penanganan dislipidemia adalah kurangnya pemahaman tentang manfaat pengelolaan dislipidemia, terutama penggunaan obat penurun kolesterol dan kerugian ekonomi akibat penyakit kardiovaskular hingga kematian yang timbul apabila orang terdekat tidak mendapatkan pengobatan yang memadai. Pengelolaan dislipidemia merupakan investasi kesehatan bagi orang dewasa dan lanjut usia karena dapat mencegah berbagai penyakit kardiovaskular yang berisiko tinggi,” ungkap dr. Vireza Pratama, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI selaku selaku Ketua Umum PERKI Jaya.

 

Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan permasalahan kadar lipid yang komprehensif, utamanya bagi pasien yang belum mencapai target LDL-nya dengan terapi statin. Salah satunya, melalui obat dislipidemia yang mengombinasikan zat aktif statin intensitas tinggi seperti rosuvastatin dengan zat aktif ezetimibe. Menurut data dari berbagai penelitian, kombinasi rosuvastatin dan ezetimibe dapat menurunkan kadar LDL hingga 65%. Hasil ini lebih memuaskan dibandingkan monoterapi statin intensitas tinggi yang hanya dapat menurunkan sekitar 50%.


“Pasien dengan dislipidemia yang tidak terkontrol memiliki risiko tinggi untuk mengalami serangan jantung. Jika sudah mengalami serangan jantung, pasien tersebut akan tergolong dalam kategori risiko sangat tinggi. Pada populasi pasien tersebut, perlu diberikan terapi penurun kolesterol dengan target LDL-C yang direkomendasikan sesuai pedoman yaitu <55 mg/dL,” jelas Dr. dr. Ade Median Ambari, SpJP(K), FIHA., selaku Ketua PERKI Terpilih Periode 2025.


Terapi kombinasi dengan rosuvastatin dan ezetimibe, lanjut dr. Ade Meidian, akan menurunkan kadar LDL yang lebih banyak daripada monoterapi statin saja sehingga proporsi pasien yang mencapai target LDL-C pun lebih besar. “Patut diingat juga bahwa terapi kombinasi dengan rosuvastatin dan ezetimibe umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Manfaat terapi kombinasi ini juga dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat karena lebih praktis,” papar dr. Ade Meidian

Peluncuran obat dislipidemia ini dilakukan pada Sabtu (29/6) dengan mengangkat tema “Enhancing Dyslipidemia Management Through Combination Therapy: Focus on Rosuvastatin & Ezetimibe FDC” dan bekerja sama dengan PERKI Jaya. Di acara yang sama, turut dilakukan simposium serta  workshop yang mengupas tuntas mengenai dislipidemia dan panduan tata laksananya, serta edukasi mengenai komunikasi efektif antara dokter kepada pasien. Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan workshop mengenai strategi komunikasi healthcare di era digital untuk memperluas jangkauan edukasi kepada pasien.

 

Pada puncak acara juga dilakukan keynote lecture dari Professor Alberico L. Catapano mengenai “Advancing Dyslipidemia Management: Clinical Insights on the Efficacy of Rosuvastatin/Ezetimibe Combination Therapy”. Beliau adalah profesor University of Milan dan Co-Chairman dari EAS (European Atherosclerosis Society) dan European Society of Cardiology (ESC) dalam menyusun guidelines penanganan dyslipoproteinaemias dan konsensus lipid.

 

“LDL dikenal sebagai faktor penyebab utama penyakit kardiovaskular aterosklerotik, dan pengurangan LDL terbukti secara signifikan mengurangi kejadian kardiovaskular serta angka kematian terkait, terutama pada individu dengan risiko tinggi dan sangat tinggi. Sayangnya, hanya sedikit pasien yang berhasil mencapai target LDL hanya dengan menggunakan monoterapi statin. Di sisi lain, terapi kombinasi antara statin dan ezetimibe merupakan cara yang aman dan efektif untuk mengurangi kadar kolesterol LDL. Penggunaan pil kombinasi tunggal (fixed dose combinations) juga meningkatkan kepatuhan serta kesinambungan terapi pada pasien,” papar Prof. Alberico.

 

Di kesempatan yang sama, dr. Vireza juga menyambut baik kemitraan antara Kalventis dan PERKI Jaya dalam penanganan dislipidemia. “Kolaborasi PERKI Jaya dan Kalventis dalam mengadakan simposium dan workshop mengenai manajemen dislipidemia yang optimal sesuai dengan studi dan rekomendasi panduan untuk selalu memperbaharui ilmu tentang terapi dislipidemia. Salah satu pembahasan dalam simposium tersebut adalah komunikasi dari dokter kepada pasien mengenai pentingnya kedisplinan terapi obat penurun kolesterol agar pasien meraih hasil optimal dan meningkatkan kualitas kehidupan,” pungkasnya.

 

Di akhir acara, Ridwan turut menambahkan, “Kami berharap, pengetahuan dan diskusi yang disampaikan di acara ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya tata kelola dislipidemia yang efektif. Oleh karena itu, kami mengapresiasi dukungan PERKI Jaya dalam peluncuran obat dislipidemia dari Kalventis. Ke depannya, Kalventis akan melanjutkan sinergi ini secara berkesinambungan, salah satunya dengan menyediakan solusi kesehatan yang inovatif dan mengadakan edukasi kepada para tenaga kesehatan untuk turut mendukung peningkatan kompetensi dalam menjalankan praktik.”





 

Sekilas Tentang Kalventis

Sebagai mitra kesehatan yang terpercaya dan berdiri sejak tahun 1950, PT Kalventis Sinergi Farma (“Kalventis”) berkomitmen menjaga keberlanjutan akses terhadap obat-obatan diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah, serta vaksin yang berkualitas. Didukung keandalan karyawan dan fasilitas manufaktur bersertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) serta bersertifikat halal, Kalventis siap berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia agar semua orang dapat menjalani hidup yang optimal. 

 

PT Kalventis Sinergi Farma adalah bagian dari PT Kalbe Farma Tbk. Sebelumnya, Kalventis bernama PT Aventis Pharma (“Sanofi Indonesia”). Informasi selengkapnya, silakan kunjungi https://www.kalventis.co.id/  

Sekilas Tentang Kalbe


bottom of page